Setting DHCP Server pada debian 10
Setting DHCP
Apa itu DHCP?
Dynamic Host Configuration Protocol atau DHCP Server adalah Protocol yang berbasis Client/Server yang digunakan untuk mempermudah pengalokasian IP Address pada suatu Jaringan konputer. Untuk perangkat yang memberikan IP Address disebut sebagai DHCP Server, sedangkan untuk perangkat yang meminta IP Address disebut DHCP Client.
apa perbedaan DHCP server dan DHCP client?
DHCP server adalah perangkat yang bertugas untuk mengatur, mengisi, memberikan serta mendistribusikan alamat IP ke setiap komputer client yang berada dalam satu jaringan sama secara otomatis.
DHCP client adalah perangkat yang terhubung atau tersinkronisasi dengan DHCP server. Perangkat ini akan meminta alamat IP dan menerima konfigurasi dari DHCP server sehingga dapat terkoneksi ke jaringan dengan baik.
Apa fungsi DHCP?
Fungsi DHCP Server adalah sebuah layanan yang dapat memberikan secara automatis memberikan IP Address dan informasi Lain seperti Netmask, IP Gateway, IP DNS, Nama domain dll kepada Host yang memintanya.
Apa kelebihan dan kekurangan DHCP Server?
Kelebihan DHCP Server:
1. Otomatisasi Konfigurasi:
Kelebihan utama DHCP adalah kemampuannya untuk memberikan konfigurasi secara otomatis kepada perangkat dalam jaringan, termasuk alamat IP, subnet mask, gateway, dan server DNS.
2. Mengurangi Kesalahan Konfigurasi:
Dengan otomatisasi, risiko kesalahan manusia dalam konfigurasi jaringan dapat dikurangi, karena perangkat tidak perlu dikonfigurasi secara manual.
3. Manajemen Alamat IP:
DHCP membantu dalam manajemen alamat IP dengan menyediakan, mengalokasikan, dan mengelola alamat IP secara dinamis sesuai kebutuhan jaringan.
4. Skalabilitas:
DHCP mendukung lingkungan jaringan yang besar dan dinamis, memudahkan penambahan dan penghapusan perangkat dari jaringan.
5. Pembaruan Konfigurasi:
Jika ada perubahan konfigurasi jaringan, seperti perubahan server DNS atau gateway, konfigurasi dapat diperbarui secara sentral melalui DHCP server.
Kekurangan DHCP Server:
1. Single Point of Failure:
Jika DHCP server mengalami masalah atau kegagalan, perangkat dalam jaringan tidak dapat memperoleh alamat IP atau konfigurasi lainnya, menyebabkan gangguan pada konektivitas.
2. Penggunaan Bandwidth:
Selama proses inisialisasi, perangkat yang terhubung ke jaringan akan berkomunikasi dengan DHCP server untuk memperoleh konfigurasi. Hal ini dapat membutuhkan bandwidth jaringan yang signifikan terutama dalam jaringan yang sangat besar.
3. Keamanan:
Tanpa langkah-langkah keamanan yang tepat, DHCP rentan terhadap serangan seperti spoofing atau rogue DHCP server yang dapat menyebabkan distribusi konfigurasi yang tidak sah.
4. Konfigurasi Statik Tidak Praktis:
Jika ada kebutuhan untuk konfigurasi IP statik pada beberapa perangkat, DHCP mungkin tidak praktis karena cenderung memberikan alamat IP dinamis.
5. Ketergantungan pada Jaringan:
Jika jaringan mengalami gangguan atau downtime, perangkat baru yang bergabung dengan jaringan mungkin tidak dapat memperoleh konfigurasi dari DHCP server.
Bagaimana cara kerja DHCP server?
1. Discover:
Ketika sebuah perangkat baru terhubung ke jaringan, ia akan mengirimkan pesan DHCP Discover ke jaringan. Pesan ini berisi permintaan untuk mendapatkan alamat IP dan konfigurasi jaringan lainnya.
2. Offer:
DHCP server yang aktif di jaringan akan menerima pesan DHCP Discover dan merespons dengan pesan DHCP Offer. Pesan ini berisi penawaran alamat IP beserta konfigurasi lainnya kepada perangkat yang membutuhkan.
3. Request:
Setelah menerima penawaran dari DHCP server, perangkat yang membutuhkan konfigurasi akan mengirimkan pesan DHCP Request ke server yang menawarkan konfigurasi yang diinginkan.
4. Acknowledgment (ACK):
DHCP server yang menerima pesan DHCP Request akan mengirimkan pesan DHCP Acknowledgment (ACK) untuk memberitahu perangkat bahwa permintaannya diterima. Pesan ACK juga berisi informasi konfigurasi lengkap yang akan digunakan oleh perangkat.
5. Konfigurasi Perangkat:
Setelah menerima pesan ACK, perangkat yang baru terhubung akan mengonfigurasi dirinya sendiri menggunakan informasi yang diterima dari DHCP server. Ini termasuk pemberian alamat IP, subnet mask, gateway, server DNS, dan mungkin informasi konfigurasi lainnya.
6. Renewal dan Rebinding:
Alamat IP yang diberikan oleh DHCP server bersifat sewa sementara. Perangkat yang menerima konfigurasi harus memperbarui atau memperpanjang sewa tersebut pada suatu waktu tertentu. Jika sewa tidak diperbarui, maka perangkat harus mengajukan permintaan pemberian sewa baru atau mengikuti proses rebind ke server DHCP.
7. Release:
Ketika perangkat sudah tidak membutuhkan konfigurasi atau terputus dari jaringan, ia dapat mengirimkan pesan DHCP Release ke server untuk melepaskan alamat IP yang telah diberikan.
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk setting konfigurasi DHCP Server
1. Langkah pertama, login ke debian dengan menggunakan user root, Dengan command [su]
2. Setelah login dengan menggunakan user root, Silahkan mengkonfigurasi IP untuk Server Debian-nya. Ketikkan perintah [nano /etc/network/interfaces] untuk masuk ke konfigurasi IP nya. Kemudian tulis konfigurasinya seperti gambar dibawah ini. Jika sudah keluar konfigurasi den gan menekan tombol Ctrl+O untuk menyimpan dan Ctrl+X untuk keluar konfigurasi.
3. restart networknya dengan perintah [/etc/init.d/networking restart], kemudian cek IP nya dengan perintah [ip a].
7. Untuk masuk ke konfigurasi DHCP Server-nya, kita ketikkan perintah [nano /etc/dhcp/dhcpd.conf].
8. Kemudian ubah konfigurasinya seperti contoh gambar di bawah ini yang diberi kotak merah baris 50-58. Jangan lupa hapus tanda pagar (#) nya. Kemudian setelah selesai dikonfigurasi, simpan konfigurasinya dengan tombol Ctrl+O dan keluar konfigurasi dengan tombol Ctrl+X.
10. jika sudah, silahkan keluar konfigurasi dan restart DHCP-nya dengan perintah [/etc/init.d/isc-dhcp-server restart]. Jika ada tulisan OK berarti konfigurasi nya berhasil, tapi jika FAILED coba cek lagi pada konfigurasi IP atau konfigurasi DHCP nya. Untuk merestart DHCP Server bisa juga dengan perintah [systemctl restart isc-dhcp-server.service], Jika sudah berjalan dengan baik seperti pada gambar dibawah ini, silahkan tekan CTRL + C untuk keluar dari status DHCP Server itu.
12. Selanjutnya kita masuk ke “Network and Sharing Center” pada client windows. Disitu, klik pada bagian “Change adapter setting”. Kemudian kita klik yang “VirtualBox Host-Only Adapter.” Kemudian kita ubah konfigurasi IP nya menjadi seperti gamabar dibawah ini. Jika sudah, klik “Ok” lalu tutup semua jendela konfigurasinya. Setelah selesai mengkonfigurasi ulang IP-nya menjadi request IP otomatis dari DHCP Server atau meminta IP langsung dari DHCP Server.
13. Jika sudah anda akan mendapatkan ip otomatis dari DHCP Server dan anda sudah saling terhubung, Bisa kalian cek dengan saling ping
Ping DHCP Server ke Client |
Komentar
Posting Komentar